Kamis, 29 Oktober 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KEANEKARAGAMAN MIKROORGANISME



LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
“Keanekaragaman Mikoorganisme (Bakteri)”









OLEH:
NAMAA: FERDIN
STAMBUK: Q1A1 15 380
KELAS: TPG E




JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015

I.     PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
            Mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga perlu menggunakan suatu alat seperti mikroskop karena tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Keanekaragaman mikroorganisme di dunia ini sangat beragam sperti baketri, virus maupun jamur.
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan nutrisi yang digunakan mikrorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh mikrorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi dalam media ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat.
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain. Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba. Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Berdasarkan teori diatas maka dilakukanlah pengamatan tentang kurva pertumbuhan pada bakteri. Pengaruh mikroorganisme terhadap kehidupan manusia dimulai sejak bayi dilahirkan. Setelah bayi lahir, ia akan berhubungan dengan mikroorganisme yang ada di alam bebas dan orang-orang yang disekitarnya. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak serta mengadakan kolonisasi pada permukaan tubuh seperti kulit, kuku, serta permukaan bagian dalam tubuh. Mikroorganisme adalah agen penyebab infeksi. Dunia mikroorganisme yang mempengaruhi kehidupan manusia terdiri atas bakteri, virus, dan jamur.

1.2. Tujuan dan kegunaan
            Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman mikroorganisme dia alam







II.  TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi, karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada (Kusnadi dkk, 2004).
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi (Rahmaningsih, dkk. 2012).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).
Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai seumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element) dan nuleotida. Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Metode agar-cawan merupakan metode yang paling sering dipakai. (waluyo,2005).          
Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang (Pelczar dan Chan, 2007).


III.    METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum keanekaragaman mikroorganisme ini dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Unit Bioteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari Senin 19 Oktober 2015, pukul 13.00-15.00 Wita.

3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu pipet mikro 1000µm, 100µm, tabung reaksi, gelas ukur, hot plate, microtube, cawan petri, batang sebar, gabus, pipet mikro beserta tipnya, dan voertex.
       Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cendol, media NA, aquades, alkohol.

3.3.  Prosedur praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan  pada praktikum ini  yaitu :
1. Menyediakan biakan murni media NA (padat), cairkan terlebih dahulu      menggunakan hot plate
2.  Mengambil 10 ml aquades dan dimasukan ke dalam tabung reaksi.
3.   Mengambil 1ml cendol.
4.   Menggoyangkan dan memutar tabung hingga tercampur dengan baik.
5.   Mengambil 100 ml µ cendol yang telah tercampur dan dimasukan ke dalam    microtube 7 (pengenceran 10-7), kemudian dikocok selama 1 menit. Lakukan hal ini sampai pada microtube ke 8 (pengenceran 10-8).
6. Mencelupkan penyebar ke dalam alkohol, lalu panaskan penyebar hingga alkohol terbakar habis.
7.  Mendinginkan penyebar sebelum digunakaan.
8.   Mengambil 100 ml µ cairan suspensi bakteri dari microtube pengenceran 10-7 dan 10-8 dengan pipet secarah terpisah.
9.   Menuang suspense bakteri dari masing-masing microtube ke cawan petri yang berisi media Na padat dan sebar dengan menggunakan batang penyebar hingga rata dan terasa lengket.
10.  Merekatkan pinggiran cawan menggunakan selotip.
11.  Memberikan label pada masing-masing cawan.
12. Mengingkubasi biakan selama 48jam  pada temperature 37ºC.








VI. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Hasil
Kode        Isolat
Ukuran Koloni
Pigmentasi
Karakter Optik
Bentuk
Elevansi
Permukaan
Margin
10-7
Small
Kuning
Tidak Tembus
Circular
Raised
Kasar
Undulate
10-7
Small
Putih Susu
Tembus
Circular
Flat
Hitam Mengkilap
Entire
10-7
Moderate
Bening
Tembus
Circular
Flat
Kasar
Entire
10-8
Moderate
Putih Susu
Tidak Tembus
Circular
Convex
Kasar
Entire
10-8
Large
Putih
Tembus
Circular
Convex
Berkerut
Lobate
10-8
Moderat
Putih Sus
Tembu
Circular
Raised
Kasar
Entire

4.2. Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan media NA padat yang dicairkan terlebih dahulu menggunakan hot plate. Disiapkan 2 buah mikro tub yang telah diisi aquadest 1000ml µ dan ditandai masing-masing dilakukan dengan cara pengenceran 10-7 dan 10-8. Suatu sampel yaitu cendol yang mengandung campuran bermacam-macam spesies mikroba diambil 1 ml kemudian dicampurkan aquadest 10ml (dihomogenkan), kemudian diencerkan dalam mikro tub 10-7 dan dihomogenkan sampai pengenceran 10-8. Dari hasil pengenceran 10-7 dan 10-8 kemudian diambil 100ml µ lalu dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi lempeng media NA padat, disebar hingga rata dan mengering lalu merekatkan pinggiran cawan petri dengan menggunakan selotip dan dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 370C selama 48 jam.
Setelah media biakan di ingkubasi selama 48jam, kemudian dilakukan pengamatan morfologi bakteri meliputi ukuran koloni, pigmentasi  (warna bakteri), karakter optik, bentuk, elevansi, permukaan, margin. Pada proses pengenceran 10-7 dan 10-8 hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan.
Hal yang paling penting dalam melakukan praktikum ini adalah menjaga kesterilan alat dan bahan serta media agar yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar media tersebut tidak terkontaminasi dengan faktor luar yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Faktor-faktor luar itu meliputi faktor dari abiotik (temperatur, kelembaban, nilai perubahan osmotik, cahaya matahari, dan penghancuran secara mekanik), faktor-faktor kimia (antiseptik & desinfektan di sekitar area praktikum) dan faktor biotik (kerja sama antar mikroorganisme). Salah satu upaya untuk menjaga kesterilan objek praktikum, kita harus melakukan penuangan media agar ke cawan petri di dekat bunsen yang menyala. Dalam praktikum ini kita menggunakan tanah gambut. Seperti yang kita ketahui bahwa tanh gambut merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik tersebut merupakan salah satu sumber nutrisi bagi mikroorganisme di dalam tanah untuk perkembangbiakan dan pertahanan diri daripada mikroorganisme tersebut.
            Hal yang paling penting dalam melakukan praktikum ini adalah menjaga kesterilan alat dan bahan serta media agar yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar media tersebut tidak terkontaminasi dengan faktor luar yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Faktor-faktor luar itu meliputi faktor dari abiotik (temperatur, kelembaban, nilai perubahan osmotik, cahaya matahari, dan penghancuran secara mekanik), faktor-faktor kimia (antiseptik & desinfektan di sekitar area praktikum) dan faktor biotik (kerja sama antar mikroorganisme).









V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Alat yang digunakan pada praktikum yaitu  jarum ose, pipet mikro 1000µm, 100µm, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, hot plate, microtube, cawan petri, batang sebar, laminar air flow, lampu bunsen, gelas kimia, cultur chamber sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cendol, media NA, aquades, alkohol.
            Keberhasilan dari praktikum ini ditentukan dari kesterilan alat dan bahan serta pada saat penuangan media agar dari erlenmayer ke cawan petri, karena aktivitas mikroorganisme dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dari luar.

5.2.     Saran
Pada praktikum ini praktikan diharapkan lebih aseptis karna apabila tidak aseptis media akan terkontaminasi, serta praktikan juga harus berhati-hati dalam bekerja.




DAFTAR PUSTAKA
Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta:  Erlangga.
Kusnadi, dkk. 2004. Mikrobiologi. Malang: JICA.
Pelczar dan Chan. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UUM Press
Rahmaningsih, S, dkk. 2012. Bakteri Patogen. Jakarta: Balai Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar