LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
DASAR
“Keanekaragaman
Mikoorganisme (Bakteri)”
OLEH:
NAMAA: FERDIN
STAMBUK: Q1A1 15
380
KELAS: TPG E
JURUSAN ILMU DAN
TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU
OLEO
2015
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga perlu menggunakan suatu alat seperti mikroskop karena tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Keanekaragaman mikroorganisme di dunia ini
sangat beragam sperti baketri, virus maupun jamur.
Pertumbuhan
mikroorganisme dipengaruhi oleh adanya nutrisi dan faktor lingkungan. Bahan
nutrisi yang digunakan mikrorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang
tersedia secara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian
dipecah oleh mikrorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses
enzimatik. Bahan nutrisi dalam media ini dapat berupa cairan atau padatan
setengah padat.
Pertumbuhan
didefinisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur
organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah,
pertambahan ukuran sel, pertambahan berat atau massa dan parameter lain.
Sebagai hasil pertambahan ukuran dan pembelahan sel atau pertambahan jumlah sel
maka terjadi pertumbuhan populasi mikroba. Pertumbuhan mikroba dalam suatu
medium mengalami fase-fase yang berbeda, yang berturut-turut disebut dengan
fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Berdasarkan
teori diatas maka dilakukanlah pengamatan tentang kurva pertumbuhan pada
bakteri. Pengaruh mikroorganisme terhadap
kehidupan manusia dimulai sejak bayi dilahirkan. Setelah bayi lahir, ia akan
berhubungan dengan mikroorganisme yang ada di alam bebas dan orang-orang yang
disekitarnya. Mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak serta
mengadakan kolonisasi pada permukaan tubuh seperti kulit, kuku, serta permukaan
bagian dalam tubuh. Mikroorganisme adalah agen penyebab infeksi. Dunia
mikroorganisme yang mempengaruhi kehidupan manusia terdiri atas bakteri, virus,
dan jamur.
1.2. Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
keanekaragaman mikroorganisme dia alam
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan
menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi, karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang
telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut sudah ada
(Kusnadi dkk, 2004).
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan
pada medium dan dilakukan pengamatan meliputi pertumbuhan koloni bakteri pada
medium agar miring yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan
koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu bentuk pertumbuhan pada bekas
tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar lempeng yaitu bentuk,
tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi (Rahmaningsih,
dkk. 2012).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi,
memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan
metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah
medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan
mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa
stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada
121°C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).
Zat hara
digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber
energi, zat hara sebagai seumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen,
hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace element) dan nuleotida. Medium
biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme dalam bentuk padat, semi
padat dan cair. Metode agar-cawan merupakan metode yang paling sering dipakai. (waluyo,2005).
Teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkannya tumbuh dengan agak
berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk
koloni, yaitu sekelompok massa sel yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum, dengan menginokulasi
medium agar nutrien (nutrien agar) dengan metode agar tuang atau media agar
sebar, sel-sel mikroorganisme akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi,
sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18
sampai 24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni.
Koloni dapat terlihat oleh mata telanjang (Pelczar dan Chan, 2007).
III.
METODE PRAKTIKUM
3.1. Tempat
dan Waktu
Praktikum keanekaragaman mikroorganisme ini dilaksanakan di
Laboratorium Agroteknologi Unit Bioteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo, pada hari Senin 19 Oktober 2015, pukul 13.00-15.00 Wita.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum yaitu pipet mikro 1000µm, 100µm, tabung reaksi, gelas ukur,
hot plate, microtube, cawan petri, batang sebar, gabus, pipet mikro beserta
tipnya, dan voertex.
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini yaitu cendol, media NA, aquades, alkohol.
3.3. Prosedur praktikum
Prosedur kerja
yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :
1. Menyediakan biakan murni media NA
(padat), cairkan terlebih dahulu menggunakan hot plate
2. Mengambil 10
ml aquades dan dimasukan ke dalam tabung reaksi.
3. Mengambil
1ml cendol.
4. Menggoyangkan
dan memutar tabung hingga tercampur dengan baik.
5. Mengambil
100 ml µ cendol yang telah tercampur dan dimasukan ke dalam microtube 7 (pengenceran 10-7),
kemudian dikocok selama 1 menit. Lakukan hal ini sampai pada microtube ke 8
(pengenceran 10-8).
6. Mencelupkan penyebar ke dalam
alkohol, lalu panaskan penyebar hingga alkohol terbakar habis.
7. Mendinginkan
penyebar sebelum digunakaan.
8. Mengambil
100 ml µ cairan suspensi bakteri dari microtube pengenceran 10-7 dan
10-8 dengan pipet secarah terpisah.
9. Menuang
suspense bakteri dari masing-masing microtube ke cawan petri yang berisi media
Na padat dan sebar dengan menggunakan batang penyebar hingga rata dan terasa
lengket.
10. Merekatkan
pinggiran cawan menggunakan selotip.
11. Memberikan
label pada masing-masing cawan.
12. Mengingkubasi biakan selama
48jam pada temperature 37ºC.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.2. Hasil
Kode
Isolat
|
Ukuran
Koloni
|
Pigmentasi
|
Karakter
Optik
|
Bentuk
|
Elevansi
|
Permukaan
|
Margin
|
10-7
|
Small
|
Kuning
|
Tidak Tembus
|
Circular
|
Raised
|
Kasar
|
Undulate
|
10-7
|
Small
|
Putih Susu
|
Tembus
|
Circular
|
Flat
|
Hitam Mengkilap
|
Entire
|
10-7
|
Moderate
|
Bening
|
Tembus
|
Circular
|
Flat
|
Kasar
|
Entire
|
10-8
|
Moderate
|
Putih Susu
|
Tidak Tembus
|
Circular
|
Convex
|
Kasar
|
Entire
|
10-8
|
Large
|
Putih
|
Tembus
|
Circular
|
Convex
|
Berkerut
|
Lobate
|
10-8
|
Moderat
|
Putih Sus
|
Tembu
|
Circular
|
Raised
|
Kasar
|
Entire
|
4.2.
Pembahasan
Pada
percobaan ini digunakan media NA padat yang dicairkan terlebih dahulu
menggunakan hot plate. Disiapkan 2 buah mikro tub yang telah diisi aquadest
1000ml µ dan ditandai masing-masing dilakukan dengan cara pengenceran 10-7
dan 10-8. Suatu sampel yaitu cendol yang mengandung
campuran bermacam-macam spesies mikroba diambil 1 ml kemudian dicampurkan
aquadest 10ml (dihomogenkan), kemudian diencerkan dalam mikro tub 10-7
dan dihomogenkan sampai pengenceran 10-8. Dari hasil pengenceran
10-7 dan 10-8
kemudian diambil 100ml µ lalu dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi
lempeng media NA padat, disebar hingga rata dan mengering lalu merekatkan
pinggiran cawan petri dengan menggunakan selotip dan dimasukkan ke dalam
inkubator pada suhu 370C selama 48 jam.
Setelah
media biakan di ingkubasi selama 48jam, kemudian dilakukan pengamatan morfologi
bakteri meliputi ukuran koloni,
pigmentasi (warna bakteri), karakter optik, bentuk, elevansi, permukaan, margin. Pada proses pengenceran 10-7 dan 10-8
hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan.
Hal yang paling penting dalam melakukan praktikum ini adalah menjaga kesterilan alat dan bahan serta media agar yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar media tersebut tidak terkontaminasi dengan faktor luar yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Faktor-faktor luar itu meliputi faktor dari abiotik (temperatur, kelembaban, nilai perubahan osmotik, cahaya matahari, dan penghancuran secara mekanik), faktor-faktor kimia (antiseptik & desinfektan di sekitar area praktikum) dan faktor biotik (kerja sama antar mikroorganisme). Salah satu upaya untuk menjaga kesterilan objek praktikum, kita harus melakukan penuangan media agar ke cawan petri di dekat bunsen yang menyala. Dalam praktikum ini kita menggunakan tanah gambut. Seperti yang kita ketahui bahwa tanh gambut merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik tersebut merupakan salah satu sumber nutrisi bagi mikroorganisme di dalam tanah untuk perkembangbiakan dan pertahanan diri daripada mikroorganisme tersebut.
Hal yang paling penting dalam melakukan praktikum ini adalah menjaga kesterilan alat dan bahan serta media agar yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar media tersebut tidak terkontaminasi dengan faktor luar yang dapat mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berada di dalam tanah. Faktor-faktor luar itu meliputi faktor dari abiotik (temperatur, kelembaban, nilai perubahan osmotik, cahaya matahari, dan penghancuran secara mekanik), faktor-faktor kimia (antiseptik & desinfektan di sekitar area praktikum) dan faktor biotik (kerja sama antar mikroorganisme). Salah satu upaya untuk menjaga kesterilan objek praktikum, kita harus melakukan penuangan media agar ke cawan petri di dekat bunsen yang menyala. Dalam praktikum ini kita menggunakan tanah gambut. Seperti yang kita ketahui bahwa tanh gambut merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik tersebut merupakan salah satu sumber nutrisi bagi mikroorganisme di dalam tanah untuk perkembangbiakan dan pertahanan diri daripada mikroorganisme tersebut.
Hal yang paling penting dalam
melakukan praktikum ini adalah menjaga kesterilan alat dan bahan serta media
agar yang telah dibuat. Hal ini bertujuan agar media tersebut tidak
terkontaminasi dengan faktor luar yang dapat mengakibatkan terganggunya
perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme yang berada di dalam tanah.
Faktor-faktor luar itu meliputi faktor dari abiotik (temperatur, kelembaban,
nilai perubahan osmotik, cahaya matahari, dan penghancuran secara mekanik),
faktor-faktor kimia (antiseptik & desinfektan di sekitar area praktikum)
dan faktor biotik (kerja sama antar mikroorganisme).
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu jarum ose, pipet mikro 1000µm, 100µm,
erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, hot plate, microtube, cawan petri,
batang sebar, laminar air flow, lampu bunsen, gelas kimia, cultur chamber
sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu cendol, media NA,
aquades, alkohol.
Keberhasilan dari praktikum ini
ditentukan dari kesterilan alat dan bahan serta pada saat penuangan media agar
dari erlenmayer ke cawan petri, karena aktivitas mikroorganisme dipengaruhi
oleh berbagai faktor lingkungan dari luar.
5.2.
Saran
Pada praktikum ini praktikan
diharapkan lebih aseptis karna apabila tidak aseptis media akan terkontaminasi,
serta praktikan juga harus berhati-hati dalam bekerja.
DAFTAR
PUSTAKA
Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Kusnadi, dkk. 2004.
Mikrobiologi. Malang: JICA.
Pelczar dan Chan. 2007. Analisis
Mikroba pada Inokulasi. Jakarta: Erlangga
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi
Umum. Malang: UUM Press
Rahmaningsih, S, dkk. 2012. Bakteri Patogen. Jakarta: Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar